Dalam era digital, data menjadi aset yang berharga bagi perusahaan. Data dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan pengambilan keputusan.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kerap kali lebih banyak dipakai dan dibicarakan untuk urusan bisnin, pendidikan, dan sektor publik atau pemerintah.
Kerawanan pangan, yang didefinisikan sebagai kurangnya akses yang dapat diandalkan untuk mendapatkan makanan yang terjangkau dan bergizi dalam jumlah yang cukup, meruoakan masalah yang mendesak di seluruh dunia, terutama di masyarakat pertanian.
Data Analyst adalah orang yang bertanggung jawab menganalisis data untuk tujuan bisnis. Berikut pengertian, peran, hingga tips menjadi Data Analyst.
Pembangunan berkelanjutan merupakan poin dari SDGs 7 yang berutujuan untuk memastikan akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi seluruh masyarakat pada tahu 2030.
Di sinilah pentingnya peran machine learning, data analysis, dan data science dalam mengubah data mentah menjadi wawasan berharga yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta.
Berbagai peringatan tentang kecerdasan buatan (AI) sudah ada di mana-mana saat ini. Termasuk pesan menakutkan tentang potensi AI untuk menyebabkan kepunahan manusia, mengingatkan kita tentang di film Terminator.
Dalam era digital ini, di mana data menjadi harta karun yang tak ternilai, tidak mengherankan jika banyak bisnis beralih ke data science untuk meningkatkan kinerja mereka.
Zaman sekarang, kita tidak perlu menunggu lama untuk melihat terobosan berikutnya dalam kecerdasan buatan (AI) yang dapat memukau semua orang dengan kemampuan yang mungkin pada zaman dahulu hanya ada dalam fiksi ilmiah.